Palangka Raya (ANTARA) - Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kalimantan Tengah Yuliansah Andrias menyatakan bahwa mengendalikan inflasi di provinsi ini, diperlukan sinergi dalam memperkuat direalisasikannya strategi 4K.
"Strategi 4K itu yakni memastikan ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif," kata Yuliansah di Palangka Raya, Jumat.
Dia menjelaskan, untuk ketersediaan pasokan, dapat dilakukan melalui percepatan pembangunan rice to rice (RTR) dan rice miling plant (RMP) serta terintegrasinya peternakan di kawasan food estate yang ada di Kalteng. Termasuk memperluas areal tanam untuk komoditas IR42 sebagai upaya menjaga ketersediaan pasokan beras di Kalteng.
Sementara mengimplementasikan keterjangkauan harga, dapat dilakukan melalui pasar murah maupun operasi murah secara terus menerus dan berkelanjutan di berbagai kabupaten/kota di Kalteng. Di mana pasar murah dan operasi pasar itu berfokus pada komoditas pangan strategis yang terdiri dari, beras, aneka bawang, gula pasir, minyak goreng, daging ayam ras, dan telur ayam ras.
"Untuk kelancaran distribusi pangan di Kalteng, perlu lebih dioptimalkan komunikasi perhubungan intra maupun antar provinsi, yakni dengan membentuk forum koordinasi dan kerjasama antar dinas perhubungan," ucap Yuliansah.
Mengenai komunikasi efektif, menurut Kepala BI Perwakilan Kalteng ini, dapat melalui rutinnya evaluasi inflasi bulanan dengan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPI), dan rapat koordinasi bersama Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) pun harus terus dilakukan.
"Evaluasi rutin TPID dan rakor bersama Kemendagri itu sebagai langkah mengendalikan inflasi dan early warning terkait ketersediaan stok maupun kesiapan menghadapi hari besar keagamaan nasional (HBKN)," kata dia.
Berdasarkan perkiraan BI Perwakilan Kalteng, inflasi di provinsi setempat secara keseluruhan pada tahun 2024, berada di rentang 2,5 persen plus minus 1 persen atau terkendali. Perkiraan itu didasari rutinnya TPID di Kalteng mengadakan rapat koordinasi, melakukan inspeksi mendadak (sidak) terhadap sejumlah pusat perbelanjaan tradisional maupun modern, rutin mengadakan pasar murah, kebijakan impor bahan pangan serta perluasan kerjasama antar daerah.
"Termasuk adanya sinergi program GNPIP (gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan) untuk penguatan ketahanan pangan, yang dilakukan melalui pengembangan komoditas ungggulan seperti IR42 dan program digital farmin," demikian Yuliansah.
Sumber Berita:
- https://kalteng.antaranews.com/berita/711327/strategi-4k-terus-diperkuat-dalam-mengendalikan-inflasi-di-kalteng, Jumat, 16 Agustus 2024.
- https://www.antaranews.com/berita/4267427/bi-memperkuat-implementasi-4k-kendalikan-inflasi-di-kalteng, Sabtu, 17 Agustus 2024.
Catatan:
Pasal 1 angka 17 Peraturan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 6 Tahun 2019 tentang Tata Cara Penyusunan Kebijakan Pengendalian Inflasi Dalam Dokumen Perencanaan Pembangunan Nasional menyatakan Inflasi adalah kenaikan harga barang secara umum dan berlangsung terus-menerus dalam jangka waktu tertentu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Inflasi didefinisikan kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang. Sedangkan berdasarkan Peraturan Gubernur Kalimatan Tengah Nomor 10 Tahun 2015 tentang Pedoman Pengendalian Inflasi Provinsi Kalimantan Tengah, mendefinisikan Inflasi adalah proses meningkatnya harga barang-barang dan/atau jasa-jasa atau menurunnya nilai uang secara terus menerus. Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalimantan Tengah adalah tim yang ditetapkan dengan Keputusan Gubernur dan bertugas menjaga keterjangkauan harga barang-barang dan/atau jasa-jasa melalui pengendalian inflasi di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah.
Download: Strategi 4K Terus diperkuat dalam Mengendalikan Inflasi di Kalteng