Pemprov Kalteng Rembuk Stunting Jadikan Penanganan Semakin Terintegrasi

Sumber gambar: https://kalteng.antaranews.com/

Palangka Raya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) melaksanakan rembuk stunting sebagai salah satu upaya agar gerakan penanganan stunting atau tengkes di lapangan semakin terintegrasi dan terarah.

"Rembuk stunting merupakan forum untuk membangun komitmen percepatan penurunan stunting secara terintegrasi, dimulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota, sampai tingkat provinsi," kata Wakil Gubernur Kalteng Edy Pratowo di Palangka Raya, Rabu.

Dalam kegiatan ini, Pemprov Kalteng melakukan konfirmasi, sinkronisasi, dan sinergi hasil analisis situasi maupun rancangan rencana kegiatan dari perangkat daerah penanggung jawab indikator dalam upaya penurunan stunting, terutama di lokasi lokus.

Edy meyakini kegiatan ini hendaknya bisa semakin memacu semangat menuntaskan visi dan misi Pemprov Kalteng, terutama dalam membangun sumber daya manusia yang cerdas, sehat dan berdaya saing, demi mewujudkan Kalteng Makin Berkah.

"Kita ingin melalui rembuk stunting didapat informasi mendetail mengenai berbagai program dan juga kegiatan percepatan penurunan stunting yang akan dilakukan di masing-masing kabupaten/kota," terangnya.

Untuk itu dia pun menekankan komitmen bersama pemerintah daerah ataupun perangkat daerah terkait, agar dapat mengimplementasikan semua program kegiatan, termasuk realisasi anggaran yang akan dimuat dalam RKPD dan renja perangkat daerah masing-masing.

"Hal ini perlu untuk dilakukan, mengingat isu stunting saat ini masih menjadi ancaman serius, terutama dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas unggul. Stunting harus ditanggulangi secara terpadu," ujarnya.

la juga menekankan agar melakukan penguatan data surveilans e-PPGBM (Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat), sebagai data penyanding dan pembanding hasil SKI 2023. Dengan demikian, pada 2024 ini, diharap mampu mendapatkan angka prevalensi stunting yang semakin akurat, sesuai dengan kondisi dan fakta riil di lapangan.

Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI), angka prevalensi stunting Kalteng mengalami penurunan sebesar 3,4 persen, dari 26,9 persen pada 2022 menjadi 23,5 persen pada 2023.

Pada kesempatan tersebut, Edy Pratowo juga kembali mengingatkan mengenai pelaksanaan kegiatan 10 PASTI Intervensi Serentak pencegahan stunting.

"Saya berharap, agar kegiatan ini dapat memberikan kontribusi bagi percepatan penurunan stunting di seluruh wilayah Kalimantan Tengah, sehingga target capaian penurunan stunting sebesar 15,38 persen di tahun 2024 dapat terealisasi, sesuai harapan kita bersama," jelasnya.

 

Sumber Berita:

  1. https://kalteng.antaranews.com/berita/695796/pemprov-kalteng-rembuk-stunting-jadikan-penanganan-semakin-terintegrasi, Rabu, 22 Mei 2024.
  2. https://bappedalitbang.kalteng.go.id/berita/read/11271/wagub-edy-pratowo-resmi-buka-kegiatan-rembuk-stunting-provinsi-kalteng-tahun-2024, Kamis, 23 Mei 2024.

 

Catatan:

Pemerintah Daerah melakukan upaya penurunan kasus stunting yang terjadi pada daerahnya. Hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting pada:

  1. Pasal 1 yang menyatakan bahwa Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
  2. Pasal 6 ayat (2) yang menyatakan bahwa Pilar dalam Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting sebagaimana dimaksud meliputi :
    1. peningkatan komitmen dan visi kepemimpinan di kementerian/lembaga, Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerah kabupaten, kota, dan Pemerintah Desa;
    2. peningkatan komunikasi perubahan perilaku dan pemberdayaan masyarakat; dan
    3. peningkatan konvergensi Intervensi Spesifik danIntervensi Sensitif di kementerian/lembaga,Pemerintah Daerah provinsi, Pemerintah Daerahkabupaten/kota, dan Pemerintah Desa.

Download: Pemprov Kalteng Rembuk Stunting Jadikan Penanganan Semakin Terintegrasi